Bukit Kachi
Kami pernah tinggal di sini. Ketika libur, asrama sunyi. Sekali waktu, ada makhluk ghaib lewat, saya menerimanya sebagai tamu. Hanya, ia tak masuk ke rumah, sebab pintu terkunci.
Dalam masa yang lain, saya berjalan sendirian ke masjid untuk berjamaah subuh. Di pojok lapangan bola, semerbak harum tetiba menyeruak. Kaki terpasung. Jantung berdebar. Setelah menarik napas, otak kiri menyela, itu fenomena alam.
Justru, saya merasa kabut putih di pagi hari adalah keindahan tak terpermanai. Hujan yang turun menghadiirkan orkestra sebab bukit-bukit menyuguhkan pelbagai suara alam. Burung walet bergembira, terbang ke sana kemari. Aha! Zumi bilang gerimis itu "baby raining".
Tentu, berangkat dua jam sebelum subuh ke Kelantan untuk mengajar di Kota Bharu adalah pengalaman yang sangat menyeronokkan. Tidak ada hantu, kecuali kegelapan. Lalu, saya bilang pada istri bahwa Bukit Kachi telah dipagari dengan selaksa doa agar senantiasa terang-benderang.